Minggu, 20 September 2009

Simbol Wacana Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dengan Ditransfigurasi dengan e135 Sawirman

Simbol Wacana: Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
(Ditransfigurasi dengan e-135 Sawirman)

Oleh

M. Yunis
(www.sastraminangkabau.blogspot.com)

Pendahuluan
I. Tahap Elaborasi ...
II. Tahap Representasi ...
III. Tahap Signifikasi ...
IV. Tahap Eksplorasi ...

Tahap Transfigurasi
Jika dilihat sejarah pertarungan kaum Agama dengan Kaum Adat terhitung sejak zaman Padri, terasa sungguh sangat memilukan. Pertaraungan tersebut akhirnya membawa kepada perjanjian saling menopang antara kaum adat dengan kaum agama. Kaum adat di Minagkabau dengan kaum agama memiliki satu semboyan, Adaik Basandi Syarak, Sayarak Basandi Kitabullah’. Namun dilihat dalam realitasnya, banyak di antara kaum agama selanjutnya diisi oleh kaum adat, artinya posisi kaum agama sering digantikan oleh kaum adat. Sementara, kaum agama sendiri kurang banyak berperan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minang.
Padahal tujuan awal kaum agama “melakukan konflik” dengan kaum adat dikarenakan adanya tuntutan persamaan hak antara kaum agama dengan kaum adat di Minang. Namun seiiring waktu berjalan, kaum agama semakin tersingkir oleh kaum adat yang gencar melakukan intervensinya. Perwujudannya antara lain dapat dilihat di dalam pelaksanaan upacara perkawinan, kematian, dan lain sebagainya lebih banyak didominasi oleh kaum adat. Dengan demikian, syarak sebagai sandi di Minang akhir-akhir ini tampaknya akan tetap di bawah, akan selalu terinjak, dan dijadikan tangga oleh kaum adat untuk menjalankan misi intervensinya.

Penutup
...

(Anda ingin tahu selanjutnya, hub. www.sastraminangkabau.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar