Minggu, 20 September 2009

Aplikasi e-135 Sawirman pada Iklan SBY

Aplikasi e-135 Sawirman pada Iklan SBY
(Ringkasan)

Non Martis
(Karyawan Balai Bahasa Padang Departemen Pendidikan Nasional)


1. Analisis simbol SBY sebagai tinanda Presidenku 2009—2014 pada tahap elaborasi
Iklan politik SBY Presidenku 2009—2014 adalah sebuah klausa nominal yang nonpredikatif, dan mengngkapkan sebuah harapan. SBY adalah akronim dari nama seseoang, yaitu Susilo Bambang Yudoyono yang merupakan refleksi dari fonem /s/,/b/,/y/, presidenku terdiri atas nomina presiden dan –ku adalah bentuk singkat dari aku (orang pertama). Kelompok kata itu merefleksikan pemakaian fonem /p/./r/,/e/,/s/,/i/,/d/,/e/,/n/,/k/,/u/, serta angka 2009 yang mengacu pada tahun, tanda hubung (—) dan 2014 kembali mengacu pada tahun. Kata presiden yang bermakna ‘kepala negara’ dan –ku adalah bentuk singkat dari aku (orang pertama) yang menyatakan posesif/kepunyaan, tanda hubung (—) bermakna ‘sampai dengan’ atau ‘hingga’ dan 2014. Tahap analisis secara linguistis cukup sampai di sini. Proses elaborasi itu semnetara ditempatkan pada ‘kotak makna tertunda satu’.




Kotak Makna Elaborasi (Kotak Makna Tertunda I)
1. /SBY/= /Presidenku 2009--2014/

I. klausa nominal nonpredikatif harapan


2. Analisis simbol SBY sebagai Tinanda Presidenku 2009—2014 Tahap Representasi
Pada tahapan ini dilihat hubungan antara bahasa sebagai tanda dan konsep mental yang dipresentasikannya dengan realitas yang ada tentang fakta. SBY (Susilo Bambang Yudoyono) adalah seorang manusia, berjenis kelamin laki-laki, bersuku/etnik Jawa, mantan jenderal panglima Abri di era Soeharto, berpenampilan menarik, berkepribadian baik, sangat loyal, santun, tidak gegabah, selalu berhati-hati dalam berbicara, berbahasa Indonesia dengan baik (bagus/rapi), bahkan 1993 ia pernah mendapat penghargaan dari Pusat Bahasa sebagai pejabat negara yang selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. SBY sekarang adalah seorang presiden, yang selama kepresidenannya pernah menurunkan harga BBM sebanyak 3 kali, seorang kepala negara yang paling sering mengunjungi Sumatra Barat, mempunyai banyak lawan politik (khususnya pada saat ini). Tahap analisis pada tahapan representasi cukup sampai di sini. Proses representasi ini semnetara ditempatkan pada ‘kotak makna tertunda dua’.

Kotak Makna Representasi (Kotak Makna Tertunda II)
1. /SBY/= /Presidenku 2009--2014/ = /Jawa/=/tidak gegabah/=/santun/=/sering ke Sumatra Barat/



I. klausa nominal nonpredikatif harapan
II. tiga kelompok kata Etnis, Jabatan, Kepibadian menarik


3. Analisis simbol SBY sebagai Tinanda Presidenku 2009—2014 Tahapan Signifikasi
Pada tahapan ini penganalisis diberi otoritas yang seluas-luasnya untuk merepresentasikan tanda. Tahapan ini dalam e-135 disebut juga dengan tahapan sistem tanda semiotika. Dalam iklan SBY Presidenku 2009—2014. Akronim SBY secara bebas dapat ditafsirkan sebagai Si Butet Yogya (dalam Republik Mimpi). Tanda Presiden(ku) 2009—2014 dapat saja menunculkan makna yang bukan ‘kepala negara yang diharapkan memimpin Indonesia sampai dengan tahun 2014’, tapi mungkin saja ‘seseorang yang mengetuai sesuatu organisasi atau kelompok/grup’, misalnya grup paguyuban, dan bagi etnis Jawa dan bahkan etnis lain tidak ada yang tidak mengenal SBY ini dalam acara di Metro TV.
Kotak Makna Signifikasi (Kotak Makna Tertunda III)
1. /SBY/= /Presidenku 2009--2014/ = /Jawa/=/tidak gegabah/=/santun/=/sering ke Sumatra Barat/=/ketua paguyuban/



I. klausa nominal nonpredikatif harapan
II. tiga kelompok kata Etnis, Jabatan, Kepibadian menarik
III. Akronim Si Butet Yogya ketua paguyuban


Tidak ada komentar:

Posting Komentar